Pesan singkat datang disela lamunan; dari 'Sayangku.
"Sudah pulang?"
"Masih dijalan."
Ragu-ragu yang berbisik didalam rungu. Tersumbat pikiran rancu menguasai akal yang dungu. Bagaimana jika hal yang biasa seperti ini bisa kita rindukan suatu hari nanti? Apakah akan ada sebuah pengulangan atau justru berhenti karena sudah tak ada lagi perjalanan ... Tidak ada yang tahu seperti apa kita setelah ini; masih bersama geluti amerta, atau malah asing terkubur gengsi masing-masing sebab tak ada lagi kisah yang sama. Persetan dengan pikiran kalbu, yang sekarang kita lakukan hanyalah menghabiskan waktu sebab hanya kabar baik yang seharusnya kita ramu.
Memang terlalu jauh untuk kearah sana saat kita baru saja memulai. Daripada memikirkan hal yang menjengkelkan lebih baik ku buat sebuah gurauan. Kita saling mengisi, kau tertawa amat sangat lucu sekali, selalu, sampai rasanya aku ingin ambil kuasa atas bahagiamu.
"Ant, namamu seperti semut!" ledekku
Dia ancang-ancang ingin memukul. Aku tertawa simpul.
"Aku lebih besar dari itu, tau."
"Kalau gitu coba berdiri," ucapku.
"Lihat! Aku bahkan lebih tinggi dari kamu, Pra!"
Benar sekali, Ant lebih tinggi dariku sebab ia berdiri diatas kursi yang tadinya ia duduki. Didepan rumahnya yang sepi serta dua minuman diatas meja buatannya tersaji. Kita bertemu malam ini, setelah pesan ku yang hanya ia baca tadi sore— kupikir ia merajuk, tapi gengsi untuk bilang jikalau ingin bertemu. Lalu ku luangkan waktu tanpa pulang terlebih dahulu sebab menurutku.. aku juga tak kalah rindu.
Kali ini aku benar-benar dipukul sebab membuat ekspresi seperti badut. Tak sakit tapi aku pura-pura meringis. Lalu sesuai harapan tangannya yang satu mengelus lembut puncak kepalaku. Alah, apa kubuat saja kita menjadi satu rumah? pikirku.
"Ant, ant, aku ingin pulang."
Parasnya berubah tak seceria tadi, namun kepalanya mengangguk-angguk setuju. Selalu begini, padahal jika Ant ingin aku lebih lama bersamanya pasti akan ku turuti.
"Selamat malam." Itu saja katanya.
Lalu ku perlambat waktu dengan meraih raganya dalam dekapku. Seakan-akan tak bertemu lagi esok, juga semisalnya aku tak dapat mencium tiap helai rambutnya kembali seperti malam ini. Karena Ant teramat pas untuk dipeluk, teramat cantik untuk ku rayu, juga teramat manis untuk kutatap sepanjang waktu.
BERSAMBUNG..